Berapa juta kali yang setiap bait perkataan mu buat jiwa ku tersentuh.
Lalu air mata ku titis.
Berapa banyak lagi yang harus kita sembunyi dari orang tua ku?
Lalu air mata ini titis lagi.
Berapa lagi yang tinggal buat jiwa kita gembira seperti dulu sayang?
Berapa lama lagi untuk terus bersedih?
Diam.
Lalu kamu minta aku bersabar.
Jadi aku terus bersabar.
Tapi kesabaran ini boleh mati sayang.
Bagaimana lagi jika lihat saja wajah mu bisa buat aku menangis,
dengar saja bait bait bicara mu juga bisa buat aku bersedih.
Berapa tahun lagi yang harus aku lalui kesedihan ini untuk bisa aku tertawa bersama kamu semula, sayang?